PANTAI NEMBERALA, SURGA BAGI PENCINTA SURFING DI PULAU ROTE

Pantai Nemberala adalah salah satu pantai terindah dan terkenal akan ombaknya di Desa Boa, Kecamatan, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Pantai ini juga dinobatkan sebagai Pemenang pada Anugerah Pesona Indonesia 2016 dalam katagori Tempat Berselancar Terpopuler 2016 (Most Popular Surfing Spot).



Pantai yang disebut-sebut sebagai Kuta-nya Pulau Rote ini memiliki hamparan pasir berwarna putih bersih dan alami ini serta ombak yang cukup menantang bagi penggemar olahraga selancar. Banyak peselancar yang datang ke pantai ini untuk menantang ombak dari Pantai Nemberala. Ombak di pantai ini berskala internasional sehingga tidaklah heran banyak wisatawan mancaenegara datang berkunjung ke pantai ini. Bahkan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober, ombak di Pantai Nemberala bisa mencapai ketinggian 7 meter 



Pantai Nemberala



Selain memiliki panorama pantai yang indah dengan ombaknya yang sangat menantang, Pantai Nemberala juga masih belum terlalu ramai. Hanya di akhir pekan dan liburan panjang saja pantai ini terlihat ramai. Pantai ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti beberapa pilihan penginapan, mulai dari hotel hingga homestay dengan tarif puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah per malamnya. Meskipun sarananya masih sedikit terbatas, Namun Pantai Nemberala di Nusa Tenggara Timur ini layak diacungi jempol oleh para pengunjung yang datang ke Pantai Nemberala.




Bagi para pemburu ombak dari seluruh penjuru dunia yang datang ke Indonesia, Pantai Nemberala telah menjadi salah satu magnet yang mampu menarik mereka untuk menantang salah satu ombak terbaik di Indonesia.


Akses Menuju Pantai Nemberala



Akses perjalanan menuju Pantai Nemberala, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur dari kota Kupang dapat ditempuh melalui jalur udara dan jalur laut. Jika melalui jalur udara, Anda dapat menggunakan pesawat dari Bandara El Tari, Kupang menuju Bandara Lekunik Rote. Sementara dengan menggunakan jalur laut Anda bisa menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Dolok, Kupang dan berlabuh di Pelabuhan Pantai Baru, Rote dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam atau Anda bisa menggunakan speedboat dari Pelabuhan Tenau, Kupang dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam.



Kampung Bena, Kental Akan Tradisi


Ketika bepergian ke pulau Flores jangan lupa untuk menyempatkan diri di Kampung Bena atau desa tradisional Bena. Terletak sekitar 18 km dari kota Bajawa, di sini waktu tampaknya telah melewati Kampung Bena, di mana hingga saat ini warga masih setia mengikuti tradisi megalitik, keramahan yang tulus dengan orang asing berasal dari hati, di seluruh desa,  Anda akan melihat sisa-sisa zaman dahulu berlalu ketika menjumpai monumen batu besar untuk leluhur yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Desa megalitik Bena adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dan yang masih bisa dinikmati sampai hari ini.


Dilindungi dengan aman dalam bayang-bayang Gunung Inerie yang menjulang, Desa Bena di Kabupaten Bajawa adalah salah satu dari sejumlah desa tradisional di Pulau Flores yang masih merangkul budaya megalitik yang menakjubkan hingga saat ini. Kota Bajawa sendiri benar-benar dikelilingi oleh pegunungan dan daya tarik wisata dalam dirinya sendiri karena udara pegunungan yang sejuk.


Kehidupan di desa Bena tampaknya tidak berubah sejak usia megalitik sekitar 1.200 tahun yang lalu. Terdapat 9 klan yang tinggal di 45 rumah yaitu Dizi, Dizi Azi, Wahtu, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa dan Ago. Setiap klan hidup pada tingkat yang berbeda dari desa berteras, dengan klan Bena di tengahnya. Hal ini karena Bena dianggap klan tertua dan pendiri desa, maka menjadi alasan desa tersebut bernama Kampung Bena.


Keunikan Danau 3 Warna Kelimutu

Danau Kelimutu adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.


Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
 
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” 
merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.


Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.


Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.

Keunikan Air Terjun Oehela

Terletak tidak jauh dari kota SoE, air terjun yang berada di desa Oehala ini menawarkan suasana yang rindang dan sejuk, cukup menyenangkan untuk melepas penat dan menikmati kesegaran alam yang masih asri. Dinginnya air yang mengalir di air terjun dan view yang sungguh indah dari air terjun ini jadi tampak kontras dari udara pulau Timor yang terkenal panas, terutama pada bulan Oktober seperti ini.

Desa Oehala, desa di mana air terjun berada berada sekitar 13 km dari kota SoE (10 km dari dari jalan utama plus 3 km masuk ke dalam). Sebagai salah satu andalan wisata Kabupaten Timor Tengah Selatan, air terjun Oehala termasuk belum memperoleh perhatian yang memadai dari pemerintah setempat. Jalan menuju ke sana termasuk agak sulit dilewati kendaraan pribadi, beberapa ruas jalan yang ruas ditambah jalan masuk ke dalam yang aspalnya sudah banyak berlubang menambah lama perjalanan.

Tapi tenang saja begitu kaki kita sampai di sana, mata kita akan disambut panorama air terjun yang cukup menawan baik untuk sekedar mandi, untuk dipandangi dan jangan lupa juga untuk diabadikan. Untuk itu jangan lupa membawa kamera jika anda ke air terjun Oehala.

Begitu sampai di tempat wisata, kita disambut dengan tangga dari semen menurun sekitar 40 anak tangga dengan jarak yang pendek-pendek. Begitu anak tangga itu habis maka sebuah aliran air yang jernih mengalir di batu yang berwana putih dengan aksen hijau.




Keindahan Wisata Pulau Komodo

Kepulauan Nusa Tenggara menyimpan sejuta alamnya yang menyalak pandang. Secara geografis, kepulauan Nusa Tenggara berada di sebelah timur Pulau Sumbawa. Di antara kedua pulau ini, terpisahkan oleh Selat Sape. Di antara sekian pulau yang ada di Kepulauan Nusa Tenggara, ada sebuah pulau yang menarik untuk kita jujuki. Namanya Pulau Komodo

Sesuai dengan namanya, Pulau Komodo merupakan pulau yang juga menjadi habitat hewan langkah di negeri ini. Keberadaannya makin tahun makin menyusut. Tentu mengasyikkan bila kita bisa melihat langsung kehidupan hewan yang dilindungi negara ini. Bukan hanya di Pulau Komodo, habitat komodo juga ada di pulau yang berdekatan dengannya. Seperti di Pulau Rinca. Di pulau tersebut, wisatawan bisa leluasa melihat dan mengamati pola keseharian komodo. Terdapat tempat yang tepat untuk melihat kawanan komodo. Traveler bisa mendaki sebuah bukit, yaitu Bukit Ara. Di atas gunung itu, kawanan komodo banyak hidup secara liar.

Kehidupan masyarakat pedalaman di Pulau Komodo, patut kita kunjungi pula. Mereka merupakan masyarakat yang secara langsung, pasti juga telah menjaga kelestarian alam di sana. Di Pulau Komodo, terdapat pula hutan bakau maupun padang rumput hijau nan subur. Rupa-rupa alam seperti ini, membuat kita merasa berat untuk segera pergi meninggalkannya.
Sebelum pergi meninggalkan spot indah ini, ada baiknya kita menyempatkan membeli sejumlah suvenir khas Komodo. Seperti patung kayu berbentuk komodo maupun kaos yang bergambar hewan komodo.